BORNEO TATTOO

Friday, June 7, 2013
Tato memang sudah menjadi trend di dunia luar sana, jadi simbol kebebasan memodif diri dan tubuh, tapi di negara kita Indonesia tato sudah ada sejak dahulu.

Jangan terkejut jika masuk ke perkampungan masyarakat Dayak dan berjumpa dengan orang-orang tua yang dihiasi berbagai macam tato indah di beberapa bagian tubuhnya. Tato bagi masyarakat Dayak bukan sekadar hiasan, tetapi memiliki makna yang sangat mendalam.

 

Sebab tato bagi masyarakat Dayak tidak boleh dibuat sesuka hati sebab ia adalah sebahagian dari tradisi, status sosial seseorang dalam masyarakat, serta sebagai bentuk penghargaan suku terhadap kemampuan seseorang.

Oleh karena itu, ada peraturan tertentu dalam pembuatan tato baik pilihan gambarnya, struktur sosial seseorang yang memakai tato maupun penempatan tatonya.

Meskipun demikian, secara realitasnya tato memiliki makna sama dalam masyarakat Dayak, yakni sebagai "obor" dalam perjalanan seseorang menuju alam keabadian, setelah kematian.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-70c649CHl0QncO4VqUruFx4OWL2s5ZjPwXqQICU-h1793pDGvfLS1-JhMP946a4BnBy2LldUldrgiKO0qXcN9MTImKmWPdYFC3Lu3SXuORKcGqjJsgAnZq57PkIzGCNZ6XI4gOtSiH4/s640/tato-dayak.jpg

Bagi suku Dayak yang tinggal di sekitar Kalimantan dan Sarawak Malaysia, tato di sekitar jari tangan menunjukkan orang tersebut suku yang suka menolong seperti ahli pengobatan. Semakin banyak tatoo di tangannya, menunjukkan orang itu semakin banyak menolong dan semakin arif dalam ilmu pengobatan.

Bagi masyarakat Dayak Kenya dan Dayak Kayan di Kalimantan Timur, banyaknya tato menggambarkan orang tersebut sudah kuat mengembara. Setiap kampung memiliki motif tato yang berbeda, banyaknya tato menandakan pemiliknya sudah mengunjungi banyak kampung.

http://www.photojournale.com/data/media/175/tatto_hand_1.jpg

Berbeda pula dengan golongan bangsawan yang mamakai tato, motif yang lazim untuk kalangan bangsawan adalah burung enggang yakni burung endemik Kalimantan yang dikeramatkan.

Ada pula tato yang dibuat di bagian paha. Bagi perempuan Dayak memiliki tatoo di bagian paha status sosialnya sangat tinggi dan biasanya dilengkapi gelang di bahagian bawah betis.

Motif tato di bagian paha biasanya juga menyerupai simbol tato berbentuk muka harimau. Perbedaannya dengan tato di tangan, ada garis melintang pada betis yang dinamakan nang klinge.

http://s4.hubimg.com/u/1944739_f520.jpg

Tatoo sangat jarang ditemui di bagian lutut. Meskipun demikian, ada juga tatoo di bagian lutut pada lelaki dan perempuan yang biasanya dibuat pada bagian akhir pembuatan tato di badan. Tato yang dibuat di atas lutut dan melingkar hingga ke betis menyerupai ular, sebenarnya anjing jadi-jadian atau disebut tuang buvong asu.

Sumber : 

didalam Suku Dayak Kalimantan Timur Tato merupakan simbol yang secara langsung memperlihatkan strata sosial seseorang dalam masyarakat.Selain itu tato juga merupakan bagian dari tradisi, religi,serta bisa pula sebagai bentuk penghargaan suku terhadap kemampuan seseorang. Karena itu,dalam suku dayak tato tidak bisa dibuat dengan sembarangan.Ada aturan-aturan tertentu dalam pembuatan tato atau parung, baik pilihan gambarnya, struktur sosial orang yang ditato maupun penempatan tatonya. Meski demikian, secara religi tato memiliki makna sama dalam masyarakat Dayak, yakni sebagai "obor" dalam perjalanan seseorang menuju alam keabadian, setelah kematian.

Semakin banyak tato,maka dalam artian suku dayak semakin terang dan jalan menuju alam keabadian semakin lapang.Tetapi tato tidak bisa di buat sebanyak-banyaknya secara sembarangan,karena harus mengikuti dan mematuhi aturan adat.

Berikut jenis - jenis tato dalam suku dayak :

Tatto di sekitar jari tangan:
Bagi suku Dayak yang bermukim di perbatasan Kalimantan dan Sarawak Malaysia,tato yang berada di sekitar jari tangan menunjukkan bahwa orang tersebut suku yang suka menolong seperti ahli pengobatan.Dan apabila tato tersebut semakin banyak di tangan,maka semakin banyak pula orang yang di tolong dan semakin ahli dalam pengobatan.

Bagi masyarakat Dayak Kenyah dan Dayak Kayan di Kalimantan Timur, banyaknya tato menggambarkan orang tersebut sudah sering mengembara. Karena setiap kampung memiliki motif tato yang berbeda, banyaknya tato menandakan pemiliknya sudah mengunjungi banyak kampung.Di Kalimantan, jarak antarkampung bisa ratusan bahkan ribuan kilometer, dan harus ditempuh menggunakan perahu menyusuri sungai lebih dari satu bulan.

Di kalangan masyarakat Dayak Kenyah, motif yang lazim untuk kalangan bangsawan (paren) adalah burung enggang yakni burung endemik Kalimantan yang dikeramatkan.Bagi Dayak Iban, kepala suku beserta keturunannya ditato dengan motif "dunia atas" atau sesuatu yang hidup di angkasa. Selain motifnya terpilih, cara pengerjaan tato untuk kaum bangsawan biasanya lebih halus dan detail dibandingkan tato untuk golongan menengah (panyen).

Bagi subsuku lainnya, pemberian tato dikaitkan dengan tradisi mengayau (KAYAU) atau memenggal kepala musuh dalam suatu peperangan. Tradisi ini sudah puluhan tahun tidak dilakukan lagi, namun dulunya semakin banyak mengayau, motif tatonya pun semakin khas dan istimewa.

KAYAU
Kata Kayau bermakna sebagai kegiatan perburuan kepala tokoh-tokoh masyarakat yang menjadi musuh, dimana kepala hasil buruan tersebut akan digunakan dalam ritual Notokng ( Istilah Dayak Kendayan).Jadi pada dasarnya yang dimaksud dengan Kayau bukanlah perang antar suku seperti perang dalam kerusuhan-kerusuhan yang pernah terjadi di Kalimantan beberapa waktu silam.Kayau tidak sembarangan di lakukan, demikian juga tokoh-tokoh musuh yang di incar, semua dipertimbangkan dengan penuh seksama. Sementara itu, jumlah pasukan Kayau yang akan bertugas di medan minimal tujuh orang. Dimasa silam Kayau umumnya dilakukan terhadap tokoh-tokoh musuh yang memang kebanyakan berbeda sub etnis Dayak-nya. Peristiwa Kayau yang terekam sejarah dan cukup terkenal adalah peristiwa Kayau Kepala Raja Patih Gumantar dari kerajaan Mempawah(Kerajaan Dayak Kendayan ) Kalimantan Barat oleh pasukan Kayau Dayak Biaju / Ngaju Kalimantan tengah, meskipun cerita yang beredar di kalangan masyarakat Dayak Kendayan dimasa kini menyebutkan bahwa nama Biaju ini sering di katakan sebagai Dayak Bidayuh sungkung, dan hal ini diperparah oleh para penulis buku-buku tentang sejarah Kalimantan Barat yang menerima begitu saja cerita dalam Masyarakat tanpa ditelaah lebih lanjut dan bahkan beberapa penulis dengan gampangnya menyebutkan bahwa Dayak Biaju ini punya pulau tersendiri di luar Borneo hanya karena mendengar cerita rakyat yang mengatakan bahwa mereka datang memakai Ajong / Kapal, padahal sebenarnya satu pulau dengan Dayak Kendayan,hanya saja untuk sampai ke daerah asalnya memang melalui sungai dan laut. Hal ini terjadi ditengarai oleh awalan kata Biaju dan Bidayuh yang sama-sama diawali oleh kata “Bi” dan kedua-duanya mempunyai bunyi kata yang hampir mirip (BI-AJU dan BI-dAYUh), padahal yang namanya cerita lisan pasti cukup beresiko mengalami perubahan. Namun yang sangat pasti dan jelas kata Biaju secara tegas di sebutkan dalam cerita tersebut.


Tato untuk sang pemberani di medan perang ini, biasanya ditempatkan di pundak kanan. Namun pada subsuku lainnya, ditempatkan di lengan kiri jika keberaniannya "biasa", dan di lengan kanan jika keberanian dan keperkasaannya di medan pertempuran sangat luar biasa.
Contoh Potret:
Pemberian tato yang dikaitkan dengan mengayau ini, dulunya sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan suku kepada orang-orang yang perkasa dan banyak berjasa.

TATO atau parung atau betik tidak hanya dilakukan bagi kaum laki-laki, tetapi juga kaum perempuan. Untuk laki-laki, tato bisa dibuat di bagian mana pun pada tubuhnya, sedangkan pada perempuan biasanya hanya pada kaki dan tangan.Jika pada laki-laki pemberian tato dikaitkan dengan penghargaan atau penghormatan, pada perempuan pembuatan tato lebih bermotif religius. "Pembuatan tato pada tangan dan kaki dipercaya bisa terhindar dari pengaruh roh-roh jahat dan selalu berada dalam lindungan Yang Maha Kuasa.

Pada suku Dayak Kayan, ada tiga macam tato yang biasanya di sandang perempuan, antara lain tedak kassa, yakni meliputi seluruh kaki dan dipakai setelah dewasa. Tedak usuu, tato yang dibuat pada seluruh tangan dan tedak hapii pada seluruh paha.

Sementara di suku Dayak Kenyah, pembuatan tato pada perempuan dimulai pada umur 16 tahun atau setelah haid pertama. Untuk pembuatan tato bagi perempuan, dilakukan dengan upacara adat di sebuah rumah khusus. Selama pembuatan tato, semua pria tidak boleh keluar rumah. Selain itu seluruh keluarga juga diwajibkan menjalani berbagai pantangan untuk menghindari bencana bagi wanita yang sedang ditato maupun keluarganya.

Motif tato bagi perempuan lebih terbatas seperti gambar paku hitam yang berada di sekitar ruas jari disebut song irang atau tunas bambu. Adapun yang melintang di belakang buku jari disebut ikor. Tato di pergelangan tangan bergambar wajah macan disebut silong lejau.

Ada pula tato yang dibuat di bagian paha. Bagi perempuan Dayak memiliki tato di bagian paha status sosialnya sangat tinggi dan biasanya dilengkapi gelang di bagian bawah betis.

Motif tato di bagian paha biasanya juga menyerupai silong lejau. Perbedaannya dengan tato di tangan, ada garis melintang pada betis yang dinamakan nang klinge.

Tato sangat jarang ditemukan di bagian lutut. Meski demikian ada juga tato di bagian lutut pada lelaki dan perempuan yang biasanya dibuat pada bagian akhir pembuatan tato di badan. Tato yang dibuat di atas lutut dan melingkar hingga ke betis menyerupai ular, sebenarnya anjing jadi-jadian atau disebut tuang buvong asu.

Baik tato pada lelaki maupun perempuan, secara tradisional dibuat menggunakan duri buah jeruk yang panjang dan lambat-laun kemudian menggunakan beberapa buah jarum sekaligus. Yang tidak berubah adalah bahan pembuatan tato yang biasanya menggunakan jelaga dari periuk yang berwarna hitam.

Sumber : http://www.sejarahpaser.com/2012/04/makna-dan-simbol-tato-dari-suku-dayak.html#ixzz2Vaq8brYR

Bungai Terung
Panglima Perang (Panglima Damai) Dayak, Edy Barau, mengatakan, motif yang digunakan masyarakat Dayak, khususnya Dayak Iban untuk mengukir pada tubuh berhubungan erat dengan kehidupan alam (hutan).

Dengan demikian, motifnya ada yang berasal dari binatang maupun tumbuhan seperti daun, bunga, dan buah yang semua memiliki arti dan makna bagi masyarakat Dayak.

Menurut Edy, ada tujuh bentuk motif tato yang berhubungan erat dan sering digunakan masyarakat Dayak Iban. Selain motif, tempat atau lokasi untuk diukirkan gambar juga tidak bisa sembarangan.

Ketujuh bentuk motif itu di antaranya, motif rekong, bunga terong, ketam, kelingai, buah andu, bunga ngkabang (tengkawang) dan bunga terung keliling pinggang yang masing-masing memiliki makna.

Ia memaparkan, tato atau ukir rekong biasanya diukirkan di leher. Bagi masyarakat Dayak Iban seseorang yang mendapatkan ukiran rekong adalah orang yang mempunyai kedudukan masyarakatnya, seperti Timanggong/Temanggung dan Panglima atau orang yang di-tua-kan di kampung halamannya sendiri maupun di tempat merantau.

Motif Rekong, lanjut Edy, berbeda-beda bentuknya karena disesuaikan dengan jabatan dan kedudukan. Selain itu, antara sub suku Dayak yang satu dengan yang lainnya juga memiliki bentuk motif yang berbeda tapi memiliki makna yang sama.

Motif rekong dapat berupa sayap kupu-kupu, kalajengking merayap dan kepiting. Intinya cenderung berbebtuk motif binatang.

Masyarakat Dayak yang biasanya tato rekong di leher adalah Dayak Kayan, Dayak Taman, dan Dayak Iban. Sementara masyarakat Dayak biasa yang tato rekong di leher akan dikenakan sanksi atau hukuman adat, namun untuk sekarang ini tidak lagi karena ada sebagian memandangnya sebagai seni, ucapnya.

Motif lainnya adalah Bunga terong merupakan bunga kebanggaan masyarakat Dayak Iban. "Bunga terong sudah naik, orang itu sudah profesional, kalimat itu sering diucapkan masyarakat Iban. Karena terong itu kebanggaan masyarakat Iban. Terong juga memberi makna pangkat/kedudukan sebab umumnya letak pertama ada di bahu," tuturnya kepada Tribun.

Bentuk motif dan jenis bunga terong ada berbagai macam dan letaknya juga berbeda. Ada yang tato terong dan meletakannya di lengan, tangan, kaki, dan perut, serta ada juga mengukir seluruh tubuhnya dengan bunga terong.

Bunga terong ada yang bersayap enam, dan ada yang delapan. " Seorang masyarakat Dayak Iban yang memiliki bunga terong keliling pinggang biasanya delapan buah berarti orang itu sudah plor atau penuh atau sudah puas merantau," ujarnya.

Sementara motif kelingai melambangkan binatang yang ada di lubang tanah memberikan arti hidup kita tidak terlepas dengan alam atau bumi. Motif kelingai biasanya diletakan di paha atau betis.

Demikian motif ketam juga memberikan arti hidup selalu menyentuh dengan alam. Meski begitu, ketam biasanya diletakan pada tubuh bagian punggung atau tepatnya dibelakang punggung.

Sedangkan motif buah andu dan bunga ngkabang atau bunga tengkawang melambangkan sumber kehidupan. Buah tengkawang merupakan bunga yang paling banyak di kampung masyarakat Iban dan ditatokan di atas perut.

Motif buah andu pada umumnya diukirkan di belakang paha, yang memberi arti, ketika merantau kita selalu berjalan jauh dan buah andu sebagai makanan untuk menyambung hidup, pungkasnya.


TRADISI HENNA DI INDONESIA

Tuesday, June 4, 2013
Tradisi menghenna ala adat daerah Indonesia adalah sbb :

Peta Kapanca
http://kebudayaanindonesia.net/id/culture/1139/sistem-kekerabatan-suku-bima
Di NTB juga ada tradisi memakai pacar saat pengantin, yaitu dalam tradisi perkawinan adat Bima, adalah acara dimana mengoleskan tangan calon pengantin yang disebut peta kapanca.
Acara ini dilakukan di rumah pernikahan dilakukan oleh 7 ibu-ibu dan disaksikan oleh tamu undangan wanita.
Pemakaian inai atau pacar atau henna ini dimaksudkan untuk mengingatkan calon pengantin wanita, bahwa ia akan segera menjadi ibu rumah tangga.

Malam Bohgaca dari Aceh
http://www.bandaacehkota.go.id/6/96Khazanah_Budaya.html#.UViZB1cyZEE
http://acehzom.blogspot.com/2012/06/jenis-adat-istiadat-kebudayaan-aceh.html
Arti dari Malam Bohgaca adalah Malam Berinai ( mengenakan pacar atau inai ) dan dilakukan sebelum akad nikah dilangsungkan. Daun pacar / inai melambangkan isteri sebagai obat pelipur lara sekaligus sebagai perhiasan rumah tangga. Daun pacar yang sudah di lepas dari tangkainya, ditempatkan dalam piring besar kemudian ditumbuk. Daun pacar ini akan dipakaikan beberapa kali sampai menghasilkan warna merah yang terlihat alami.

Malam Bainai dari Minangkabau
http://www.bukittinggikota.go.id/index.php?class=text&file_id=153
http://palantaminang.wordpress.com/perkawinan/
Malam Bainai di Minangkabau adalah malam seribu harapan, seribu doa bagi kebahagiaan rumah tangga anak dara yang akan melangsungkan pernikahan esok harinya. Tumbukkan daun inai atau daun pacar, ditorehkan pada kuku calon mempelai oleh orang tua, ninik mamak, saudara, handaitaulan dan orang-orang terkasih lainnya.

Pasang Pacar dari Lampung
http://www.lampungprov.go.id/home.html
http://wisata-kami.blogspot.com/2009/04/buku-adat-perkawinan-melayu-lingga.html
Acara Pasang Pacar biasanya dilakukan satu hari, usai acara Betanges (mandi uap) dan Berparas (menghilangkan bulu-bulu halus & membentuk alis agar sang gadis terlihat cantik dan menarik). Hal ini juga akan mempermudah sang juru rias untuk membentuk cintok pada dahi dan pelipis calon pengantin wanita. Kemudian dilanjutkan dengan acara Pasang Pacar (inai) pada kuku

Mapacci dari Bugis-Makassar
http://bahasa.makassarkota.go.id/index.php
http://visitsulawesi.info/index.php?option=com_content&view=article&id=66:mappacci-&catid=46:budaya&Itemid=63
Upacara ini merupakan ritual pemakaian daun pacar ke tangan si calon mempelai. Daun pacar memiliki sifat magis dan melambangkan kesucian. Menjelang pernikahan biasanya diadakan malam pacar atau WenniMappaci (Bugis) atau Akkorontigi (Makassar) yang artinya malam mensucikan diri dengan meletakan tumbukan daun pacar ke tangan calon mempelai. Orang-orang yang diminta meletakkan daun pacar adalah orang-orang yang punya kedudukan sosial yang baik serta memiliki rumah tangga langgeng dan bahagia. Malam Mappaci dilakukan menjelang upacara pernikahan dan diadakan di rumah masing-masing calon mempelai.

Berpacar dari Palembang
http://disbudpar.palembang.go.id/
http://gema-budaya.blogspot.com/2012/09/kemegahan-pernikahan-adat-palembang.html
Upacara berpacar adalah mewarnai seluruh kuku tangan dan kaki, juga telapak tangan dan telapak kaki yang disebut pelipit menggunakan daun pacar atau innai. Kesan merah pada daun pacar berguna untuk mengusir segala jenis makhluk halus. Dan daun pacar sendiri dipercaya mempunyai kekuatan magis untuk memberi kesuburan bagi pengantin perempuan.

Berinnai dari Riau
http://www.riau.go.id/
http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/provinsi/detail/14/riau
Pada malam hari sebelum upacara pernikahan dilakukan maka diadakan pemakaian daun innai pada kedua mempelai. Tujuan upacara ini adalah untuk menolak bala dan melindungi pasangan pengantin dari marabahaya. memunculkan aura dan cahaya calon pengantin. Serta memunculkan wibawa penganti pria

Malem Pacar dari Betawi
http://www.jakarta.go.id/web/
http://kebudayaanindonesia.net/id/culture/1283/upacara-adat-pernikahan-suku-betawi
Acara Malem Pacar dilakukan usai Prosesi Ngerik atau mencukur bulu kalong dan membuatkan centung pada rambut di kedua sisi pipi di depan telinga. Acara Malem Pacar adalah malam mempelai wanita memerahkan kuku kaki dan tangannya dengan pacar.

Acara memasang inai atau malam berpacar merupakan keunikan dalam tradisi perkawinan adat di Indonesia yang harus dilestarikan sampai anak-cucu.

*copas from  http://anastasiabodypaintinghenna.wordpress.com

MANFAAT HENNA DALAM KESEHATAN

henna-plant

Henna (Inai, pacar) memiliki nama ilmiah Lawsonia inermis, termasuk anggota tanaman dari Famili Lythraceae. Henna telah dikenal cukup lama dalam dunia Arab dan Islam, berkembang secara luas di wilayah Iran, India dan Sudan.
Henna sebetulnya sudah ditemukan sejak jaman Mesir kuno. Buktinya terlihat pada jari-jari tangan dan kaki mumi-mumi yang ditemukan di Mesir, banyak dihiasi henna. sampai sekarang Mesir merupakan negara sebagai pemasok utama tanaman tersebut (bersama dengan India, Maroko, dan Sudan).
Walaupun awalnya lebih dikenal sebagai bahan untuk mempercantik diri, seperti membantu mewarnai rambut maupun mewarnai kuku serta sebagai penghias tangan dan kaki di beberapa daerah, seperti Afrika Utara, Timur Tengah, India serta negara-negara Mediterania, namun henna ternyata memiliki berbagai manfaat lain.

Bagi anda yang pernah mengenal bubuk henna tentu akan akrab dengan baunya yang khas, yang kuat dan menyengat seperti kombinasi antara bau bumi, tanah liat, kapur tulis, dan dedaunan basah. Sebaliknya, daun henna segar tidak memiliki bau apa-apa, bahkan ketika anda remas dengan jari.

Bunga henna terlihat lembut, mungil, dan memiliki empat daun bunga yang tampak sangat banyak dan menipis dengan antena yang mengulur dan menyembul dari tengah. Bunga yang sedang mekar memiliki banyak variasi warna seperti merah, merah muda dan putih. Sebagiannya tampak berwarna kuning, krem, dan pink, memancarkan keindahan warna yang cantik, menggairahkan dan mengharumkan seakan mengingatkan kita pada bunga melati, mawar, dan mignonette; oleh karenanya maka di India barat henna juga dikenal sebagai nama Jamaika Mignonette atau disebut juga Egyptian privet.

Sumber Ilmiah
” كان إذا اشتكى أحد رأسه قال : اذهب فاحتجم ، و إذا اشتكى رجله قال : اذهب فاخضبها بالحناء ” .
قال الألباني في ” السلسلة الصحيحة ” 5 / 91 :
هكذا أورده السيوطي في ” الجامع ” من رواية ( طب – عن سلمى امرأة أبي رافع ) . قلت : و هذا قصور واضح ، فإن الحديث في ” مسند أحمد ” ( 6 / 462 ) : حدثنا
أبو سعيد مولى بني هاشم حدثنا عبد الرحمن بن أبي الموالي حدثنا فائد مولى بني رافع عن عمته سلمى قالت : ” و ما اشتكى أحد إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم وجعا في رأسه إلا قال : احتجم ، و لا اشتكى إليه أحد وجعا في رجليه إلا قال : اخضب رجليك ” . قلت : و هذا إسناد رجاله ثقات ، لكن اختلفوا في إسناده على فائد ، فرواه أبو سعيد هكذا ، و رواه أبو عامر : حدثنا عبد الرحمن بن أبي الموالي عن أيوب بن حسن بن علي بن أبي رافع عن جدته سلمى خادم النبي صلى الله عليه وسلم قالت : فذكره . و أسقط منه فائدا . أخرجه أحمد و البخاري في ” التاريخ ” ( 1 /1 / 411 ) و الحاكم ( 4 / 206 ) و قال : ” صحيح الإسناد ، و قد احتج البخاري رحمه الله بعبد الرحمن بن أبي الموالي ” .
قلت : و وافقه الذهبي ، و أيوب هذا قال الأزدي : ” منكر الحديث ” . و ذكره ابن حبان في ” الثقات ” . و أما فائد في الوجه الأول فهو ثقة ، لولا الاضطراب عليه و قد أشار إليه البخاري في ” التاريخ ” . و من ذلك ما روى حماد بن خالد الخياط حدثنا فائد مولى لآل أبي رافع عن علي بن عبيد الله عن جدته سلمى – و كانت تخدم النبي صلى الله عليه وسلم – قالت : ” و ما كان يكون برسول الله صلى الله عليه وسلم قرحة و لا نكبة إلا أمرني رسول الله صلى الله عليه وسلم أن أضع عليها الحناء ” . أخرجه الترمذي ( 2 / 5 ) ، و قال : ” حديث حسن غريب ” ، إنما نعرفه من حديث فائد . و روى بعضهم هذا الحديث عن فائد و قال : عن عبيد الله بن علي عن جدته سلمى ، و عبيد الله بن علي أصح ” . ثم روى هو و ابن ماجة ( 3502 ) عن زيد ابن حباب عن فائد مولى عبيد الله بن علي عن مولاه عبيد الله عن جدته عن النبي صلى الله عليه وسلم نحوه بمعناه . و جملة القول أن الحديث حسن كما قال الترمذي لأن مداره على فائد ، و من أسقطه فقد شذ ، و هو إما تلقاه عن سلمى مباشرة كما في الطريق الأولى ، فلا إشكال فيه لولا الشذوذ عنه ، و إما بالواسطة ، و هي إما علي بن عبيد الله ، و لا يعرف ، و إما عبيد الله بن علي و هو الأصح كما قال الترمذي ، و هو ثقة فيثبت الحديث بإذن الله
Salma, pembantu Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam berkata : Setiap kali ada orang mengeluh sakit kepala kepada Rosululllah Shallallaahu ‘alaihi wasallam, Beliau selalu bersabda kepadanya : “Berbekamlah!” dan setiap kali ada orang mengeluh sakit pada kakinya, beliau selalu bersabda kepadanya : “balutlah dengan henna(inai)”. (Riwayat Ahmad 6/462, Abu Daud no.3858, At-Tirmidzi 6/213, Ibnu Majah no.3502, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak 4/206,407, Al-Baihaqi dalam Sunannya 9/339. Lihat As-Silsilah Ash-Shahihah no.2059).
Salma juga pernah menyatakan : “Aku pernah menjadi pembantu Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam. Setiap kali Beliau terkena infeksi(borok) atau luka, Beliau selalu menyuruhku membalutnya dengan henna (inai)”. (Riwayat At-Tirmidzi pada kitab Ath-Thibb, Bab At-Tadawi’ bil Hinna, no.2055 dan Ibnu Majah pada kitab Ath-Thibb, no.3502 dari Salma Ummu Rafi’, pembantu Rosulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam. Hadits ini hasan dengan syahid-syahidnya. Lihat As-Silsilah Ash-Shahihah no.2059).
Abu Hurairah menyatakan, bahwa apabila Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam sakit kepala, Beliau membungkus kepalanya dengan henna(inai). Dan Beliau pernah bersabda : “Sungguh ia bias mengobati sakit kepala dengan izin Allah”. ( Riwayat Abu Nu’aim dalam kitab Ath-Thibbun Nabawi, hal.45 dan 111, dan Al-Bazzar.Lihat At-Taqrib, hal.25)
Dari Abu Rafi’, ia berkata : Saya dahulu bersama Rosulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam, apabila Beliau mengusap kepalanya, beliau berkata : Gunakanlah rajanya pewarna (sayyid al-khidab), yaitu inai karena dapat membaguskan kulit dan menambah gairah bersetubuh” (Al-Jami’ Al-Kabir no.15583)
Dari Anas Radhiallaahu ‘anhu ia berkata, Rosulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Warnailah dengan memakai henna, sebab ia dapat menambah keremajaan, kecantikan, dan gairah seksual “ (Majma’ Az-Zawaa’id wa Muni’ Al-Fawa’id, karya Al-haitsami, 5/160).
Rosulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Gunakanlah henna. Sebab ia dapat menerangi kepala,membersihkan hati, dan menambah nafsu seksual. Ia menjadi saksi di kubur” (Kanz Al ‘Ummal, hadits no.28282).

Kandungan
1-Memiliki efek penyembuhan yang sangat bagus, banyak mengandung zat penyembuhan seperti Tannine (disebut hennatanin) dan zat lainnya seperti “perekat”.
2-Mengandung zat pengerut serta sel peptide yang mengandung zat asam ammonia jenis beta-amin vetakarboksil sebagai anti Microba, khususnya efek anti virus.
3-Daunnya mengandung zat lawsone

Henna sangat manjur untuk mengatasi suhu panas yang membara tapi tidak cocok untuk mengatasi materi yang harus dikeluarkan. Henna mengandung zat astringent, bagian tubuh yang mengalami pembengkakan yang panas dan membara akan reda bila dibalut dengan henna. Henna memiliki karakter dingin sekali namun juga kering. Kekuatan pohon henna merupakan komposisi dari kekuatan yang berasal dari semacam unsur air yang panas dan stabil, dengan energy pengikat yang berasal dari unsur tanah yang dingin pula.

Berikut ini adalah tulisan dari Dr. Hussain al Rashidy, seorang dokter herbalis yang memiliki banyak pengalaman dalam menggunakan henna sebagai terapi thibbun nabawi.
Selama bertahun-tahun saya menggunakan Henna tersebut sebagai obat setelah saya membaca hadits tentang hal ini dimana Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam memerintahkan semua orang yang terluka oleh duri atau memiliki borok di kakinya untuk meletakkan henna diatasnya.
Setelah memiliki pengalaman bertahun-tahun kemudian saya menggelari tanaman Henna tersebut sebagai “ The Magic Plant” 


KHASIAT DAN CARA PENGGUNAAN HENNA

henna

Luka Bakar

· Henna apabila digunakan pada luka bakar derajat I atau II memberikan hasil yang sangat baik;
· Mengurangi rasa sakitnya
· Mengurangi kehilangan cairan pada daerah yang mengalami luka bakar, hal ini sangat penting terutama jika area luka bakarnya sangat luas.
· Memiliki efek anti-Microba, hal ini mengurangi risiko terjadi infeksi.
· Melekat pada area luka bakar sampai terjadi proses penyembuhan.
· Mudah digunakan untuk luka bakar baik dalam bentuk pasta maupun serbuk.
· Murah dan mudah didapatkan.

Mempercepat Penyembuhan

Henna mempercepat proses penyembuhan luka terutama luka kronis dan ulkus, saya telah menggunakannya dalam kasus ulkus neuropathic di kaki dan memberikan hasil yang sangat efektif. Faktor utama yang berperan dalam mempercepat proses penyembuhan tersebut tidak (belum-red) diketahui, tetapi saya rasa hal tersebut dikarenakan mengandung efek anti-Mikroba. Apabila suatu luka mengalami infeksi maka pemberian antibiotik biasanya diperlukan.


Anti Pendarahan (Anti Haemorrgic)

Saya menggunakan henna untuk menangani kasus Epistaksis (mimisan), dan terbukti sangat efektif, dan memberikan efek pengobat an yang cukup lama. Dosisnya cukup sekali dan tidak perlu dilakukan beberapa kali karena serbuk henna akan menempel pada area pendarahan sampai sembuh, henna bekerja lebih baik dari kauterisasi yang umumnya harus diulang beberapa kali dan masih tidak dapat menjamin perdarahan tidak akan terjadi lagi.
Pendarahan hidung dari pembuluh darah Anterior (depan_ daerah kecil): diobati dengan menempelkan serbuk henna di daerah dimana terjadi pendarahan dengan menggunakan cotton bud (pembersih telinga). Ujung cotton bud yang telah diberi bubuk henna yang diletakkan pada daerah tersebut akan menghentikan perdarahannya. Sangat jarang sekali perlu diulang kembali dan benar-benar merupakan mukjizat pengobatan untuk menangani epistaxis.
Pendarahan hidung dari pembuluh darah Posterior (belakang): jenis ini sangat sulit untuk ditangani sebagaimana diketahui oleh dokter THT, akan tetapi dengan bubuk henna ini pasien hanya diminta untuk menghirup bubuk (powder) henna melalui lubang hidung agar mencapai bagian belakangnya sehingga bubuk tersebut akan menempel pada daerah perdarahan dan perdarahan pun akan berhenti, kita tidak perlu lagi untuk menempelkannya pada hidung bagian belakang karena merupakan mimpi buruk (sulit sekali) bagi pasien dan juga dokter sekalipun.
Satu-satunya efek samping dari henna di sini adalah akan menyebabkan pasien sedikit bersin.
Efek Anti-pendarahan dari henna dapat pula digunakan pada kasus lainnya seperti perdarahan akibat ulkus duodenum maupun varises oesofagus. Hal ini harus dilakukan percobaan terlebih dahulu sampai diketahui tidak ada efek samping yang berarti.
Efek sebagai anti pendarahan disini mungkin karena henna memiliki efek seperti koagulasi (pembekuan) atau efek pembakaran lokal.


ANTI-VIRUS

Henna pasti memiliki efek anti virus, sebagaimana tampak jelas pada penanganan kasus berikut ;
Warts (Kutil), kami telah mencoba beberapa kali terutama pada warts yang resisten terhadap pengobatan cryo (Nitrogen cair) hasilnya terbukti efektif, satu kasus wart raksasa berukuran 1.5×1.5cm pada ibu jari seorang anak yang telah resisten terhadap semua jenis pengobatan dan terakhir anak tersebut harus dirujuk ke dokter spesialis bedah plastik untuk dilakukan operasi,namun kami mencoba dengan menggunakan henna setiap hari pada waktu malam hari dan hasilnya dalam beberapa minggu wart tersebut hilang secara total. Seorang perawat di bagian dermatologi yang memiliki wart pada jarinya selama lebih dari dua tahun dan resisten terhadap nitrogen cair kami anjurkan dia untuk menggunakan henna dan ia memperoleh kesembuhan. Kami melihat bahwa henna sangatlah berkhasiat terutama pada wart yang multipel. Pada kasus wart henna digunakan dalam bentuk pasta.
Herpes Simpleks, yang kedua henna juga terbukti dan berhasil mengobati kasus infeksi yang disebabkan virus. Kami menggunakannya dalam bentuk bubuk (powder) yang ditempelkan pada herpes, hasilnya : dapat mengeringkan vesikel (bulla) herpes lebih cepat, dapat mencegah ulkus (koreng) dan bentuk krusta, dapat mencegah infeksi sekunder. Pada kasus herpes henna digunakan dalam bentuk bubuk (powder).
Efek Anti virus dari henna sangatlah menjanjikan dan harus diekspolarasi lebih lanjut dan sangat mungkin jika henna digunakan untuk pengobatan AIDS. Pengobatan dengan henna ini bersifat alamiah, murah, dan tanpa ada efek samping walaupun digunakan secara oral (diminum).
Kami di rumah menyediakan beberapa henna dalam bentuk kapsul dan telah kami gunakan untuk pencegahan terhadap influenza pada saat terakhir berhaji. Henna sangatlah membantu karena kami terbebas dari infeksi pada waktu dimana sebagian besar orang mengalami flu saat haji dan biasanya sangat parah. Namun hal tersebut terlalu dini untuk disimpulkan dan tentunya memerlukan lebih banyak lagi penelitian tentang masalah ini.


PENGGUNAAN LAIN DARI HENNA

Henna dapat digunakan sebagai profilaksis (pencegahan) terutama untuk melindungi kaki pada pasien diabetes, Secara rutin saya senantiasa menganjurkan pasien-pasien diabetes untuk menggunakan henna setidaknya sekali dalam sebulan karena :
Sangat bermanfaat untuk menyembuhkan fissure dan kulit kaki pecah-pecah serta mengurangi infeksi.
· Dapat memperbaiki tekstur kulit sehingga tampak sehat dan lembut.
· Dapat menunda terjadinya efek neuropathic diabetes bahkan mungkin dapat mengobatinya, dan hal ini membutuhkan lebih banyak waktu lagi untuk membuktikannya.               
· Manfaat henna sebagai pewarna rambut ternyata sekaligus juga dapat menghilangkan ketombe, memperbaiki struktur rambut, serta meningkatkan kualitas rambut.
Henna juga dapat digunakan pada kasus berikut ini:

· Nyeri punggung
· Sakit Kepala (Migren, vertigo, dll)
· Kolitis ulseratif sebagai enema
· Perdarahan ulkus duodenum
Tulisan diatas adalah pengalaman kami dalam menggunakan henna selama lebih dari enam tahun dan yang paling menjanjikan adalah efek sebagai anti virus yang terbukti dan menjadi terobosan bagi dunia kedokteran modern untuk digunakan sebagai obat pada pasien HIV.
Semoga Allah Subhaanahu wa ta’ala membantu kita menunjukkan pemberiannya untuk dunia ini yang Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam telah mengatakannya kepada kita sejak empat belas abad yang lalu.


SUMBER :
Abu Abdillah Al-Maqdisi Al-Hambali, Resep Obat Ala Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam, 2008, Pustaka ElBa, Surabaya.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Metode Pengobatan Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam, 2004, Griya Ilmu, Jakarta.
Prof.Dr.Abdul Basith Muhammad Sayyid, Terapi Herbal dan Pengobatan Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wasallam, 2008, Penebar Plus Jakarta.
Syaikh Husain Abdul Hamid, Keajaiban Pengobatan Herbal, 2009, Pustaka Al-Kautsar Jakarta.

HENNA DAN TATTOO

Body painting, khususnya tato, disukai karena dianggap bisa menunjukkan identitas diri, karya seni dan tentunya keren.
Meski begitu, masih banyak yang menganggap tato sangat dekat dengan tindak kriminalitas. Pemilik tato juga dianggap sebagai remaja nakal. Kemudian munculah henna yang dianggap lebih aman ketimbang tato.
Berbeda dengan tato permanen, hena ini tidak permanen. Bahkan, untuk membuatnya kamu tidak perlu merasa tersiksa dengan
rasa sakit. Padahal kedua body painting ini sudah digunakan sejak zaman dahulu. Tato atau hena adalah juga simbol dari sebuah produk budaya di dunia. Mari kita lihat ulasannya.

Tato
Tahukah kamu tato sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu kala? Di dunia tato telah  dilakukan sejak 3000 tahun SM. Tato merupakan suatu simbol atau penanda yang membuat sang pemilik tato memiliki rasa kebanggaan dan keberanian. Tato dipercaya sebagai simbol keberuntungan, status sosial, kecantikan, kedewasaan, dan harga diri.
Di Borneo (Kalimantan), penduduk asli wanita menganggap bahwa tato merupakan sebuah simbol yang menunjukkan keahlian khusus.
Suku dayak yang menganggap bahwa tato merupakan bagian dari tradisi, religi, status sosial seorang dalam masyarakat, serta bisa pula sebagai bentuk penghargaan suku terhadap kemampuan seseorang. Itulah sebabnya terdapat aturan – aturan tertentu dalam pembuatan tato, baik dari pilihan gambarnya, struktur sosial orang yang ditato hingga penempatan tatonya.
Kita dapat juga menjumpai tradisi memperindah tubuh ini di daerah Mentawai, yang dianggap paling tua di dunia. Sayangnya, sejumlah warga asli di Borneo, Mentawai, Suku Moi di Papua banyak juga yang telah meninggalkan tradisi ini.
Mengapa kebudayaan tato ini sempat memudar dan dianggap tabu? Ternyata, masuknya unsur agama, serta perubahan fungsi tato telah merubah pandangan masyarakat terhadap seni body painting ini. Pada tahun 1960-an, para penjahat ditandai dengan tato yang kemudian muncul sebuah istilah tato penjara. Sehingga pandangan masyarakat terhadap orang bertato adalah orang yang berbahaya.
Pada era abad 21 inilah tato kembali mencuri perhatian para anak-anak muda, sebagai suatu bentuk seni meskipun tetap ada kesan negatif bagi pengguna tato. Ada pula sayangnya. Sayang sekali para pembuat tato ini tidak memperhatikan unsur kesehatannya, seperti penggunaan jarum yang tidak steril atau kandungan zat-zat berbahaya dari tinta yang dipakai.
Untuk itu berhati-hatilah. Apabila kamu ingin membuat tato lihat bahan-bahan yang digunakan. Apakah jarumnya telah steril, dan apakah mereka tidak menggunakan tinta yang  terbuat dari suspensi partikel yang larut dalam air seperti merkuri, kadmium, timah dan besi.
Menurur Prof Helen Suh MacIntosh, pakar kesehatan lingkungan dari Harvard University, tato yang tidak steril dapat mengakibatkan Infeksi HIV AIDS, Hepatitis B atau C, TBC, Mycobacterium, Sifilis, Malaria, serta lepra.
Untuk itu, kamu harus memperhatikan 3 hal seperti kondisi, profesionalitas, dan kebersihan.
Bahkan, kabarnya tato juga bisa dijadikan sebagai metode alternatif pengobatan atau terapi, dimana metode jarum untuk membuat seni tato dapat menjadi teknik baru yang efektif untuk pemberian vaksin ke dalam tubuh manusia.


Henna
Seperti tato, henna juga sudah dikenal sejak jaman dahulu. Membuat henna ini tidak sakit seperti membuat tatto, bahkan kamu juga terhindar dari bahaya pembuatan tato yang tidak steril. Selain itu, dari segi agama dan pandangan masyarakat, henna adalah seni yang “halal“.
Henna disebut juga tanaman pacar atau inai (Lawsonia Inermis). Sebenarnya, dari kebudayaan asalnya di Afrika, Mesir dan India, daun pacar atau Inai sejak jaman dahulu dikenal sebagai salah satu kosmetik yang dapat mempercantik wanita.
Kemudian, daun ini mulai dikenal di Semenanjung Medeterania, Melayu dan Indonesia menggunakan daun tersebut untuk mewarnai kuku agar terlihat cantik. Selain untuk mewarnai tangan dan kaki, daun inai bisa menjadi obat ajaib untuk mengobati luka ringan seperti kulit tergores.
Di beberapa daerah di Indonesia seperti Aceh, Minangkabau, Riau, Palembang, Lampung, Betawi serta Bugis Makasar menjadikan henna sebagai bagian dari prosesi pernikahan tradisional.
Masing-masing daerah memiliki arti dan makna tersendiri untuk ritual tersebut, meski di masa sekarang ritual ini dianggap oleh sebagian kalangan masyaarakat Indonesia sebagai pelengkap prosesi pernikahan suatu adat semata.
Kini henna tidak hanya digunakan untuk pernikahan saja, tapi kamu juga bisa menggunakannya untuk pelbagai acara.

henna dan kesehatan
Tahukah kamu? Dalam sebuah literatur yang diterbitkan oleh International Journal of Pharmacy and Life Science menyebutkan bahwa di balik kecantikan dan keindahan yang ditawarkan oleh henna, ia dapat memberikan aktivitas farmakologi dalam tubuh, antara lain aktivitas hipoglikemik, antimikroba, antibakteri, inhibisi tripsin, penyembuhan luka, aktivitas sitotoksik, aktivitas antioksidan, antikorosi, antiparasitik, antitumor, proteksi hati hingga imunomodulator.
Berbeda dengan tato, selain aman henna juga memiliki efek juga sebagai antivirus, bahkan henna diharapkan nantinya dapat menjadi salah satu terapi bagi penderita AIDS. Berdasarkan uji toksisitas, henna telah terbukti memiliki efek proteksi hati yang akan mencegah toksisitas pada hati itu sendiri, efek antioksidan, dan antibakteri, sehingga dapat dikatakan pengobatan dengan ekstrak ini aman. Itulah sebabnya, kemudian henna lebih mendapat respon positif dalam masyarakat dibandingkan tato dalam kehadirannya di dunia fashion.

TANAMAN HENNA

Semak-semak Lawsonia inermis—tumbuh di daerah panas mulai dari Barat Sahara hingga Israel dan India, biasanya dipakai sebagai hiasan pada tubuh untuk sehari-hari, selain itu ia juga penting untuk upacara perkawinan. Seni menghias tubuh atau yang disebut dengan Henna ini  sudah hidup selama 5.000 tahun, melintasi Asia dan Afrika dalam bentuknya yang beraneka ragam.

Daun Henna digiling menjadi pasta yang dioleskan ke kulit. Permukaan pasta itu akan mengeras setelah lewat 30 menit, setelah didiamkan beberapa waktu (lebih lama akan semakin pekat warnanya.)
Hasilnya adalah sebuah gambaran pola di atas kulit tubuh yang akan bertahan selama beberapa hari sampai seminggu lebih sebelum ia berangsur-angsur memudar seiring dengan penggantian sel kulit.
Saat ini, produk kecantikan komersial telah memanfaatkan kekayaan warna alami  dari Henna. Misalnya, produk kecantikan internasional “Lush” menjual pewarna rambut dari Henna dalam bentuk blok (kotak-kotak kecil) yang dicairkan dan dioleskan ke rambut.

Bunga dan Merak
 Pasta Henna digunakan dengan memakai kantong kertas atau plastik, seperti kantong untuk mence-tak kue kering milik seorang koki pembuat kue kering. Seniman  penghias Henna memegang cone (contong) tersebut seperti halnya ketika sedang memegang sebuah pena. Dengan ditekan secara perlahan, dari tube akan dihasilkan garis tipis yang membentuk desain yang berseluk-beluk. Desain yang lazim digunakan di suatu daerah lebih tergantung pada adat istiadat dan agama dari daerah tersebut.
Perayaan Eid di Pusat Kebudayaan Tunisia di kota New York adalah sebuah pembeberan pola Henna dengan gaya-gaya yang berbeda.
Menurut salah seorang sukarelawan yang mengerjakan Henna untuk para perempuan pada perayaan itu, dikatakan bahwa di India dan Pakistan, pola indah kain wool dan pola merak lebih lazim. Sedangkan di negara Muslim lainnya, bentuk bunga lebih lazim karena agama Islam melarang  gambar dibuat dari suatu wujud.
Di beberapa bagian Afrika, banyak digunakan pola geometris. Di semua kebudayaan yang disebutkan,  Henna digunakan untuk upacara perkawinan.
Di India dan Pakistan, Henna dioleskan pada malam sebelum perkawinan selama pesta melepas masa lajang (pesta widodaren) berlangsung. Dipercaya oleh orang-orang bahwa jika hasil yang keluar sangat gelap, maka sang ibu mertua akan menyayanginya.
Di kota Ghana dan Afrika Ba-rat, Henna dioleskan pada seluruh dari kedua kaki pengantin wanita tiga hari sebelum perkawinannya. Kemudian selama kurun waktu itu kakinya akan dibungkus. Tujuannya adalah membersihkan badan-nya untuk persiapan perkawinannya.

Tanaman Henna 
Tanaman Henna memerlukan suhu sedikitnya 60°F (11°C) sepanjang tahun dan diperlukan lima tahun untuk mencapai kematangan. Kekayaan tanah memberikan pengaruh pada pewarnaan dan kandungan kelembaban pada Henna.
Jenis tanah yang gersang seperti di Iran dan Mesir menghasilkan daun-daun dengan kandungan air yang rendah dan kandungan tannic acid (bahan untuk menyamak) yang tinggi, yang akan menghasilkan bubuk Henna dengan kualitas lebih baik dan cocok untuk ekspor. Karena itulah Henna yang tumbuh pada daerah yang lembab umumnya hanya dipakai di lokal.
Penjual henna_Istambul di pasar tradisional

Henna dari daerah yang panas, daerah yang kering akan menghasilkan zat yang berwarna coklat gelap apabila dioleskan pada kulit tubuh, sedangkan yang berasal dari negara Pakistan cenderung menghasilkan warna jingga.
Bukan hanya karena pastanya berwarna lebih gelap lalu berarti bahwa zat warnanya akan berwar-na lebih gelap pula ataupun akan bertahan lebih lama; semuanya itu bergantung pada waktu pewarnaan, bagaimana keasaman dan suhu dari campurannya, apakah tanaman pernah diberi pupuk, serta bagaimana kondisi fisik pemakainya.

Bahan tambahan seperti jus lemon, gula, minyak esensial dan kopi sering ditambahkan pada pasta Henna untuk merubah warnanya dan memperpanjang jangka waktu pemakaiannya.

SOJAT HENNA

Monday, June 3, 2013
Sojat city is world famous for its mehandi or henna (Heena) powder. Sojat city is India's largest producer of mehandi and more than 70% of the production is exported all over the world. The mehandi plantations are really worth a visit, as you will not find it anywhere. The leaves of this plant are squashed and the paste is used to decorate the palms. Many tourists that happen to come here on their way to Udaipur of Mount Abu take a break here and apply mehandi to their palms and feet. The beautiful decorations of mehandi are unique and beautiful experience.



Sojat city is a tehsil headquarter in the Pali district of Rajasthan state. Sojat city is situated on the left bank of the Surki River near Pali town. During ancient times it was known as Tamravati. There is a fort in Sojat city which has a big water reservoir. There are many temples in the fort like the Sejal Mata temple, Chaturbhuj Temple. There is an old and beautiful temple of Chamunda Mata on a hill top and has beautiful views. The Dargah of Pir Mastan is a very famous place where the Muslims offer prayers yearly festival called as Urs.


Jaipur: Those of us who don’t know where Sojat is, it’s time to refresh their general knowledge. This is the place in Rajasthan from where Aishwarya Rai got henna for her mehndi (henna) ceremony when she weds Abhishek Bachchan. Over 15 kg of local henna travelled to wherever (the trader refuses to disclose where) the ceremony takes place. The henna packets would be sent five days prior to the wedding day.

The Bachchan family contacted a mehndi agent in Mumbai who in turn has placed orders with two of the leading henna traders of Sojat,’ sources told IANS here Friday.

These traders had prepared a special type of mehndi for model andactress Liz Hurley’s wedding to NRI businessman Arun Nayar recently.

‘We have received orders from an agent in Mumbai for the Bachchan wedding and we are preparing special packets for them. We will send these packets to wherever they decide to get married,’ said Nitesh Agarwal, a Sojat-based mehndi trader.

Sojat and its surrounding areas in the Pali district of the state boast of the most intensive henna cultivation in India. Up to 90 percent of Rajasthan’s commercial henna production is in this area.

Over 100 henna processing units are in operation in Sojat.
Source-IANS
MED/B